Salah satu cara paling sederhana untuk mengidentifikasi ular adalah
dengan cara membagi beberapa tanda “kunci” yang dimiliki ular tersebut.
Hal yang dimaksudkan tersebut adalah tanda dari penampilan ular yang
dipandang dapat membuat mereka terlihat "unik". Berikut adalah beberapa
cara yang dapat dilakukan :
1. Bentuk tubuh : Apakah bentuk tubuh ular tersebut ramping dan panjang, tidak terlalu gemuk dan panjang, atau pendek dan gemuk? Atau apakah bertubuh besar atau kecil? Dan kira-kira berapa panjang yang dimiliki ular tersebut?
2. Bentuk kepala : Apakah kepala berbentuk seperti segitiga “mata panah”, seperti sekop, atau oval? Apakah ular tersebut memiliki leher yang “terlihat jelas”?
3. Mata : Apakah mempunyai bola mata besar atau kecil? Apakah pupil mata yang dimiliki berbentuk bulat atau vertikal? Adakah sisik yang “mencuat keluar” di sekitaran mata sehingga menyerupai “alis”? Warna apa sajakah yang dimilikinya?
4. Sisik : Apakah bertekstur halus atau kasar “berlunas”?
5. Pola pewarnaan sisik tubuh : Jenis pola apakah yang dimiliki ular tersebut?
7. Sisik bagian anal “penutup kloaka” : Melihat sisik yang menutupi kloaka mereka, apakah hanya terdapat satu sisik atau terbagi dua sisik.
8. Bentuk ekor : Bentuk ekor apa yang dimiliki? Apakah panjang, pendek, runcing, bercincin, atau menyerupai bentuk “dayung”. Yang dimaksud dengan ekor adalah bagian setelah kloaka hingga ujung ekor.
9. Beberapa cara lainnya : melihat ukuran dan susunan sisik di kepala dan “wajah”, dan menghitung jumlah sisik tubuh. Hal ini dapat digunakan dan dapat dipelajari secara lebih terinci dengan menggunakan sumber-sumber buku pedoman kunci identifikasi yang ada.
Ketika kita mengidentifikasi ular di alam hendaknya juga memperhatikan hal-hal seperti lokasi ditemukan (kota, negara), cuaca (kelembaban, suhu, dll), waktu (jam, hari, tanggal, dan tahun), habitat (lembah, pegunungan, sungai, dll) serta mikrohabitat (dibawah bebatuan, di bawah tumpukan kayu, di tepi sungai, dll) ditemukannya karena akan sangat membantu.
1. Bentuk tubuh : Apakah bentuk tubuh ular tersebut ramping dan panjang, tidak terlalu gemuk dan panjang, atau pendek dan gemuk? Atau apakah bertubuh besar atau kecil? Dan kira-kira berapa panjang yang dimiliki ular tersebut?
2. Bentuk kepala : Apakah kepala berbentuk seperti segitiga “mata panah”, seperti sekop, atau oval? Apakah ular tersebut memiliki leher yang “terlihat jelas”?
3. Mata : Apakah mempunyai bola mata besar atau kecil? Apakah pupil mata yang dimiliki berbentuk bulat atau vertikal? Adakah sisik yang “mencuat keluar” di sekitaran mata sehingga menyerupai “alis”? Warna apa sajakah yang dimilikinya?
4. Sisik : Apakah bertekstur halus atau kasar “berlunas”?
5. Pola pewarnaan sisik tubuh : Jenis pola apakah yang dimiliki ular tersebut?
- Blotches : Pola berwarna yang lebih menyerupai “bercak” yang tidak teratur, sering kali berwarna lebih gelap pada bagian tepinya.
- Diamonds : Pola berbentuk berlian.
- Speckles : Bulatan kecil berwarna seperti tanda atau “flek” dan biasanya terdapat di satu sisik saja.
- Spots : Bulatan yang cenderung lebih besar dan bewarna, umumnya besarnya dapat mencakup beberapa sisik.
- Crossbands : Pola pita berwarna yang mengelilingi tubuh tetapi tidak melewati perut.
- Rings : Pola pita berwarna yang mengelilingi tubuh.
- Stripes : Terdapat garis “warna” memanjang dari bagian kepala atau leher sampai ke bagian kloaka atau ekor. Dalam hal ini ada yang hanya memiliki satu garis atau terdiri dari banyak garis.
- Two-toned : Di mana bagian punggung “dorsal” dan perut “ventral” memiliki warna yang berbeda.
- Head and neck colors : Pada beberapa spesies, mereka memiliki warna yang berbeda di kepala serta leher mereka seperti pola pita.
- No pattern atau Unicolor : Hanya terdapat satu macam warna.
7. Sisik bagian anal “penutup kloaka” : Melihat sisik yang menutupi kloaka mereka, apakah hanya terdapat satu sisik atau terbagi dua sisik.
8. Bentuk ekor : Bentuk ekor apa yang dimiliki? Apakah panjang, pendek, runcing, bercincin, atau menyerupai bentuk “dayung”. Yang dimaksud dengan ekor adalah bagian setelah kloaka hingga ujung ekor.
9. Beberapa cara lainnya : melihat ukuran dan susunan sisik di kepala dan “wajah”, dan menghitung jumlah sisik tubuh. Hal ini dapat digunakan dan dapat dipelajari secara lebih terinci dengan menggunakan sumber-sumber buku pedoman kunci identifikasi yang ada.
Ketika kita mengidentifikasi ular di alam hendaknya juga memperhatikan hal-hal seperti lokasi ditemukan (kota, negara), cuaca (kelembaban, suhu, dll), waktu (jam, hari, tanggal, dan tahun), habitat (lembah, pegunungan, sungai, dll) serta mikrohabitat (dibawah bebatuan, di bawah tumpukan kayu, di tepi sungai, dll) ditemukannya karena akan sangat membantu.