Tuhan tak menjanjikan langit ‘kan selalu biru dan jalan kehidupan yang terus melaju
Tuhan tak janjikan panas tanpa hujan, suka tanpa duka, damai tanpa bahaya
Tuhan tak menjanjikan hidup tanpa cobaan, tanpa awan gelombang, tanpa tantangan
Tetapi ini yang Tuhan janjikan, kekuatan yang datang dari atas
naungan bagi yang lelah, iman dalam cobaan, terang pada jalanan, dan rahmat-Nya yang tak terhingga, dan simpati daripada-Nya, dan kasih setia-Nya yang abadi
Tuhan tak menjanjikan hidup yang selalu lancar, tanpa gunung dan lembah, hutan belukar
Tuhan tak menjanjikan siang tanpa malam, tawa tanpa tangis, teman tanpa lawan
Tuhan tak menjanjikan perjalanan yang mudah, tanpa awan gelombang tanpa tantangan
“Siapapun yang menerima dari Tuhan kelimpahan berkat-berkat duniawi, baik berkat eksternal dan material, atau karunia-karunia pemikiran, telah menerima berkat-berkat itu dengan maksud agar digunakan untuk menyempurnakan kodratnya, dan pada saat yang sama, agar ia mengembangkannya, sebagai pelayan bagi penyelenggaraan Tuhan, demi kebaikan sesamanya. “Mereka yang mempunyai talenta,” kata St. Gregorius Agung, “biarlah ia tidak menyembunyikannya; ia yang mempunyai kelimpahan, biarlah ia bergegas dalam belas kasihan dan kemurahan hati; ia yang mempunyai bakat seni dan keahlian, biarlah ia melakukan yang terbaik untuk membagikan penggunaan dan manfaatnya dengan sesamanya.” (Rerum Novarum, 22)
“Kepada mereka yang tidak mempunyai kekayaan, mereka diajarkan oleh Gereja bahwa di mata Tuhan, kemiskinan bukan suatu aib/ kutuk, dan tidak ada sesuatu yang memalukan tentang bekerja keras untuk mencari nafkah. Ini dibuktikan dengan apa yang terjadi dalam Kristus sendiri, yang “oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” (2 Kor 8:9); dan Ia yang adalah Putera Allah dan Allah sendiri, memilih untuk dilihat dan dianggap sebagai anak tukang kayu… tidak merasa terhina untuk menghabiskan sebagian besar hidup-Nya sebagai tukang kayu. (lih. Mrk 6:3)” (Rerum Novarum, 23).
“Dengan melihat Teladan Ilahi ini, lebih mudah dimengerti bahwa nilai dan kehormatan sejati manusia terletak pada kualitas moralnya, yaitu di dalam hal kebajikan…. yang adalah warisan umum manusia, yang sama terjangkaunya oleh mereka yang tinggi dan rendah, kaya dan miskin …. yang akan diikuti dengan ganjaran kebahagiaan abadi. Tuhan sendiri kelihatan berpihak pada mereka yang menderita kemalangan; sebab Yesus Kristus menyebut mereka yang miskin sebagai yang terberkati/ berbahagia (Mat 5:3); Ia mengundang mereka yang bekerja keras dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya untuk memperoleh kelegaan…” (Mat 11:28) (Rerum Novarum, 24).
www.katolisitas.org